Persija.news – Tepat pada tanggal 28 November 1928: Klub ini didirikan oleh Soeri dan Alie sebagai Voetbalbond Boemipoetera (VBB), kemudian berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) pada 30 Juni 1929. VIJ menjadi wadah bagi klub-klub nasionalis di Batavia dan merupakan salah satu pendiri PSSI pada 19 April 1930.
Masa Era Gemilang Persija (atau VIJ saat itu) meraih juara kompetisi resmi PSSI pada tahun 1931, 1933, 1934, dan 1938. Warna merah-putih di seragam menyimbolkan semangat perlawanan dan kehalusan; sebagaimana dijelaskan surat kabar Pemandangan tahun 1934: “Merah adalah kekoeatan dan Poetih adalah kehaloesan”, VIJ menjadi tempat berkumpul tokoh-tokoh pergerakan, termasuk Mohammad Husni Thamrin sebagai pelindung dan Dr. Koesoemah Atmadja sebagai Ketua Umum VIJ kedua.
Pascakemerdekaan & Perubahan Nama
Pada 1950, VIJ resmi berganti nama menjadi Persija (Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta), dengan Jusuf Jahja sebagai ketua umum pertama di era ini. Persija kemudian meraih gelar juara Perserikatan tahun-tahun berikut:
1954: melakukan kebangkitan setelah era 1930-an.
1964: meraih juara tanpa kalah dalam satu musim; ditopang regenerasi pemain oleh pelatih Endang Witarsa.
1973, 1975, dan 1979: melanjutkan dominasi di era tersebut.
Era Modern dan Profesionalisme
Persija adalah tim tersukses di PSSI dengan total 11 gelar liga (9 Perserikatan + 2 era Liga Profesional), Pada akhir 1990-an, di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso, tim direbranding dengan warna oranye untuk menonjolkan simbol harimau dan profesionalisme. Pembentukan kelompok suporter The Jakmania pada Desember 1997 menjadi titik balik penguatan basis fans. Juara Liga Indonesia 2001 menjadi gelar nasional berikutnya setelah jeda panjang setelah itu, Persija tak juara lagi hingga akhirnya memenangi Liga 1 tahun 2018. Serta Rival klasik dengan Persib Bandung dikenal sebagai “Indonesian El Clásico”—derby yang paling dinanti di Indonesia.